
Dayu sendiri ialah seorang wanita periang dan gampang bersahabat. Berumur 30 tahun, potongan rambut pendek seleher dan wajahnya manis. Dianya cukup sedikit pendek di bawah rerata, pahanya ramping yang bersumber pada pinggang dengan bokong yang kuat.
Cersex Pemerkosaan – Figur imutnya berhiaskan sepasang payudara yang cukup besar dan tapi bundar kuat walaupun tanpa memakai penyangga bra. Kami bertemu dibangku kuliah dan jadi dekat dalam kurun waktu pendek lantas menikah sesaat sehabis kami lulus. Dianya tidak demikian eksper dalam faktor sex, walaupun saya bukan lelaki pertama kali yang berhubungan seksual dengannya.
Saat hari perjalanan itu datang, kami mengenderai mobil ke arah resor itu. Diperjalanan ke sana Dayu bercerita jika dianya sudah beli sebuah bikini baru untuk akhir minggu ini hari.
“Ingin ekspos badan kesemua orang, ya?” candaku kepadanya.
“Mungkin,” jawabannya secara tersenyum.
“Tujuanmu?” tanyaku ingin tahu. Dayu yang kutahu tidak demikian sukai mempertunjukkan badannya, saya teratur merasa sulit sekedar untuk mencaci baju renang yang kurang.
“Tidak ada, bukan apapun” Dayu ketawa memikat suaminya. “Sudah sebelumnya sempat kubilang kepadamu kan jika dikantor kami berbahagia bergurau dan sama-sama memikat. Berlibur ini tentu tidak ada perbedaannya, cuma tempat dan situasinya yang berbeda untuk sedikit genit dimuka beberapa pria.”
“Kamu genit di muka teman-teman priamu?” bertanya Wisnu gusar.
“Tidak hanya saya, sayang. Semua teman wanitaku melakukan kok,” jawab Dayu mengulas. “Hanya sedikit genit, memikat dan bergurau. Kalian tahu, terkadang sama-sama bergurau mmm… yeah bergurau cukup kotor, sex dan sedikit tontonan.”
“Nantikan, apa?” suara Wisnu cukup meninggi. “Tontonan? Kalian mempertunjukkan badanmu ke teman-teman priamu?”
“Oh, sayang, ini bukanlah benar-benar,” jawab Dayu. “Hanya memikat kok. Cuma sedikit membuka pakaian, terkadang sedikit memberikan bonus dengan memberikan dada sesaat.”
Saya terhenyak, istriku memberikan payudaranya pada pria lain? Pria lain di kantornya? Ini bukanlah seperti figur Dayu yang kukenal saat lagi ini. Cuma berapa dekat dianya teman kerja prianya? Kepalaku dipenuhi dengan pikiran yang kacau tidak karuan sampai pada akhirnya kami datang di resor.
Selekasnya kuparkir kendaraan kami. Demikian masuk lobby dengan bawaan kami, satu kelompok orang melambai-lambai ke Dayu untuk merapat. Mereka ialah sebagian orang dari kawan-kawan kerjanya dan Dayu tawarkanku. Alan, Dave, Eddie, Gary ialah nama taman-kawan prianya dan yang wanitanya Sasha, Kristin, Melly dan Nina.
Mereka menjelaskan pada Dayu jika semuanya orang wajib bertemu di kolam renang individu dan minum-minum dahulu saat sebelum selanjutnya pergi ke pantai. Kami sepakat untuk susul mereka segera sehabis menyimpan bawaan dikamar dan ganti baju.
Barusan mereka bergerak, Alan sudah berlaga dengan mencubit pinggul Dayu langsung memekik kegelian dan menggerakkan badan Alan menjauh. Saya benar-benar kaget merasakan faktor itu dan nyaris teriak geram, tetapi mereka mulai ketawa, termasuk Dayu, hingga kupikir berikut beberapa dari panduan mereka sama-sama memikat dan bergurau. Saya tidak ingin dipandang seseorang yang kolot dan tidak dapat bercampur di lima menit pertama kedatanganku, hingga saya cuma diam saja biarkan.
Kami ke arah kamar kami dan mulai ganti baju dengan baju renang. Dayu masuk ke dalam kamar mandi untuk ganti baju dan selanjutnya keluar dengan handuk membalut badannya. Saya ingin melihat apa yang dipakainya dibalik handuk itu, tetapi dianya secara langsung mengguntingku saat sebelum mampu menjelaskan sepatah kata “Mari, kami turun!”
Kuraih sebuah buku dan jalan meng ikutinya ke arah kolam renang. Kantor Dayu tentu sudah sewa semua kolam itu, karena ada simbol perusahaan kesemua handuk dan pada tulisan selamat tiba. Ada lebih kurang lima beberapa puluh orang di tempat kola mini. Cukup banyak pada mereka ialah pria, dan yang membuatku bersedih, cukup banyak pada mereka kelihatan muda dan hebat. Beberapa wanitanya pun tidak ada yang menyebalkan. Cukup banyak mereka cuma berbikini kurang memberikan keelokan badan muda mereka.
Barusan saya akan menanyakan di mana teman-temannya tadi, saat kusaksikan istriku sedang buka handuk penutup badannya. Apa yang terpajang di depanku benar-benar membuatku terdiam, dibalik handuk itu dianya memakai sebuah bikini warna merah tua serta… benar-benar kurang. Tahapan atasnya cuma tutup beberapa depan dari payudaranya, dan tali penahannya yang terkalung dileher tingkatannya kelihatan seolah siap untuk dilepaskan. Dan tahapan bawah nyaris seperti thong, memberikan keelokan paha dan bongkahan bokongnya. Dianya kelihatan demikian menarik.
Tidaklah aneh dianya tutupinya dengan handuk saat dikamar barusan, pikirku. Dianya tahu jika saya tentu akan meributkan apa yang dipakainya. Barusan saya akan memberi komentar tapi terpenggal oleh sebuah pekikan dari seberang kolam, “Hey, saksikan Dayu!”
Dan secara langsung diikuti oleh bising rendah suara yang disertai siulan nakal dari beberapa pria di tempat kolam itu. Dayu cuma ketawa ria lantas lakukan sebuah gaya, memberikan perutnya yang rata dan kemulusan pahanya sekalian memoleskan sun-block ke badannya. Dianya melihat ke arahku dan menjelaskan, “Saksikan kan? Cuma memikat saja!”
Saya cuma menggangguk dan termenung. Saya harapdia menjelaskan suatu hal berkenaan betapa terbukanya baju renang yang dianya gunakan ini tetapi itu bukan suatu hal yang perlu diperpersoalankan, ini masih tetap cuma sebuah bikini. Jika beberapa pria ingin melihati badan istriku, apa kelirunya dengan itu? Bahkan juga saya dapat merasa senang akan faktor itu.
Saya rebah di atas kursi malas dan mulai buka buku yang kubawa dan Dayu jalan mendekati teman-temannya. Saya merencanakan habiskan waktu dengan membaca, tapi mataku terus melayang-layang ke di mana istriku ada. Setiap saya melihat Dayu, dianya tengah asyik bergurau dengan teman prianya. Pada akhirnya kuputuskan untuk stop membaca, dan cuma memerhatikan tiap kelakuannya sekalian terus berpura-pura membaca bukuku.
Di salah satunya faktor kolam itu ada bar yang menyajikan beberapa jenis minuman dan sudah berkali-kali saya ke sana untuk sebotol bir dingin. Keliatannya minumannya sudah disiapkan dengan jumlah dan macam yang cukup banyak untuk membuat acara pesta ini jalan semarak. Kuamati Dayu sudah berkali-kali pergi ke situ untuk satu gelas margaritas dan entahlah sudah berapakah cukup banyak orang yang pergi mengambil minuman buatnya. Tapi yang terang dianya semakin bertambah mabok seiring waktu berjalan. Ditambahkan lagi beberapa pria yang mendorongnya dan beberapa wanita yang lain untuk minum lebih cukup banyak . Pada sebuahpeluang Dave melawan Dayu untuk berlomba-lomba habiskan minuman di gelas mereka, yang jelas saja dimenangi Dave secara gampang, melihat keadaan Dayu sudah lebih dari sekadar mabok.
Barusan saya mulai membaca lagi, Dayu tiba mendekati. Dianya barusan keluar di kolam dan badannya basah kuyup. Dengan kain penutup badan yang dianya gunakan melekat kuat di tiap lekuk badannya, membuat dianya terus kelihatan memikat.
“Hai, sayang,” sapanya. “Sudah lebih rileks?”
“Yeah,” jawab Wisnu. “Kamu sendiri, dapat bahagia-bahagia?”
“Oh, ya,” dianya tersenyum manja. “Saya sudah cukup mabok.”
Itu kelihatan terang, tetapi saya tidak ingin lebih mendesaknya. Dayu keringkan badannya dengan handuknya, lantas mengambil langkah lagi ke teman-temannya.
Saya kembali ke bacaanku, sampai mendadak saja kudengar suara jeritan. Secara cepat saya melihat ke suara itu, pas ketika kusaksikan Melly yang sedang tutupi payudara telanjangnya dengan tangannya. Salah satunya dari pria itu luar biasa lepas penutup dadanya dan kini sedang berlari dipinggiran kolam dengan menenteng penutup dada itu. Melly melafalkanrnya, dengan lengan bersilang tutupi dadanya sampai sang pria stop lantas membekuk badan Melly dan hebatnya dengannya menceburkan diri ke pada kolam.
Saya dengar sebuah suara jeritan kembali dan salah seorang wanita yang tidak kukenal saat ini pun tidak berpenutup dada. Bukannya tutupi payudaranya, ini hari sang wanita cuma biarkan saja pria yang luar biasa lepas penutup dadanya itu berlari menjauh dan dianya terus mengobrol dengan temannya seolah tidak ada apapun itu.
Saya melihat sekitar untuk cari Dayu. Dianya sedang-sedang mengobrol dengan seorang pria di kolam yang sertagkal. Kuperhatikan Alan sedang berenang ke arahnya dari belakang dan muncul pas ada di belakangnya lantas menyentakkan tali penahan penutup dadanya di leher. Penutup dada Dayu tertarik kuat menekan daging bundar kenyal itu dan mendadak saja payudaranya terayun meloncat terlepas dari penutupnya. Dianya memekik dan badannya kembali ke belakang untuk memukul Alan. Alan bawa penutup dada itu tinggi ke atas, Dayu cuma ketawa keras lantas melonjak coba mengambilnya. Terlihat payudaranya terayun bersamaan setiap lompatannya, puting merah mudanya kelihatan terang muncul keras membuat semua pria dikolam itu bersorak bising.
Dave mengarah ke belakang Dayu lantas membekuk pinggangnya dan mengusungnya tinggi tinggi agar dapat raih penutup dada yang dipegangi Alan. Dayu ambil penutup dada itu dari tangan Alan lantas mengibaskannya pada Alan secara ketawa genit. Dayu mulai memakai lagi penutup dadanya, tapi masih tetap kalah cepat dengan tangan Alan yang menjulur ke arahnya untuk meremas payudara telanjangnya yang samping kiri. Kembali Dayu memekik dan menepiskan tangan Alan untuk menjauh.
Ternyata beberapa wanita tidak membiarkan saja dengan kerjakanan beberapa pria ke penutup dada mereka. Beberapa saat sehabis Dave membantu Dayu barusan, terlihat Melly jalan terendap ada di belakang Dave yang saat ini berdiri di muka Bar lantas luar biasa turun celana renang yang dipakai Dave. Sebuah tangkai penis yang lebih besar menyembul keluar dan semua wanita menjerit bising tidak kecuali Dayu. Dave cuma ketawa keras dan mulai memburu Melly yang berlari mengelilingi pinggiran kolam. Dengan konyol Dave berlari mengejr dan mengibas-ngibaskan tangkai penisnya ke Melly yang berlari, menjerit dan ketawa.
Sehabis beberapa saat selanjutnya, Dayu keluar kolam renang dan jalan ke arahku. Saat sebelum dianya mampu mengucapkan sepatah kata, saya sudah memberondongnya dengan pertanyaan berkenaan apa yang terjadi disitu.
“Oh, sayang, bukan apapun. Mereka cuma bahagia-bahagia, hanya itu,” jawab Dayu.
“Saya rasa melihatmu telanjang dada dan sentuh dadamu bukan hanya bergurau atapun berbahagia-bahagia!” kataku ketus.
“Sayang, jangan terlampau kolot demikian. Apalagi saya sudah memakai penutup dadaku kembali. Saksikan beberapa pria itu, mereka melepaskan sejumlah penutup dada teman wanitaku yang lain kembali dan beberapa dari beberapa merka, mereka tidak memusingkan untuk memakainya kembali.”
Ia sukses menyudutkanku. Sejumlah teman wanitanya saat ini sudah mondar-mandir dengan telanjang dada, kadangkala salah seorang pria akan merapat sekedar untuk sentuh alias meremas payudara mereka.
“Apalagi,” Dayu membungkuk dan mendadak memelankan suaranya, “Tidakkah ini membuatmu terangsang melihat beberapa pria melihatku? Melihat dadaku dan menyentuhnya sedikit?”
Saya hingga termenung karena bisa dibuktikan itu realitanya. Saya rasakan rangsangan sehabis melihat beberapa pria itu memikat istrinku, tapi saya rasakan cemburu yang besar sekali.
“Semua cuma coba bahagia-bahagia dan tidak ada yang dimenyesalkan,” ikat Dayu kembali. “Coba sedang pikirkan saja betapa nakalnya istrimu ini, biarkan beberapa pria melihat dadanya dan menyentuhnya.”
Saya mengganggukkan kepala perlahan dan dianya tersenyum lebar lantas mengambil langkah pergi. Saya merasa wajib ucapkan suatu hal, tapi kejadiant itu sudah hancur. Apalagi, jika beberapa pria berlaku seperti itu kesemua wanita di sini, tidak ada argument buatku untuk merasa geram. Saya coba kembali untuk fokus di buku yang kubawa, tapi tidak berapakah lama rasa mengantuk menerpa. Saya mengambil kacamatku lantas secara cepat lelap.
Saat saya terjaga, situasi jadi benar-benar bising di kolam. Cukup banyak beberapa wanita yang ada disitu sudah tidak memakai penutup dada kembali, termasuk Kristin yang sedang jalan melalui di muka tempatku ada. Kristin memiliki badan semakin tinggi dibanding Dayu, tetapi payudaranya lebih kecil. Dadanya terpampang bebas, dan penutup dadanya kelihatan menggantung dilehernya, mungkin hasil jahil sejumlah pria yang melepas pengaitnya.
Saya masih tetap merasa mengantuk tapi sudah terbangun, dan dengan kacamata yang tutupi mataku kelihatan saya masih tetap tertidur. Saya oleskan pandangan ke seantero tempat kolam untuk cari istipsu dan kulihat situasi sudah terus menghangat, sejumlah pasang pria wanita bahkan juga kelihatan sama-sama bercumbu di kolam renang tanpa memedulikan sekitar kembali.
Pada akhirnya kutemukan kedatangan Dayu, yang duduk di tepi kolam dengan kakinya masuk ke air. Alan temaninya di kolam, lengannya bertopang di atas paha Dayu. Ke-2 nya kelihatan asyik bercakap dengan muka yang nyaris bersinggungan. Air muka Dayu kelihatan jemu, dan Alan kelihatan sedang merajuk berkenaan suatu hal.sebuah hal. Sebentar-sebentar kedengar suara tawa gurih pecah dari mulut Dayu, kedengar terang jika dianya masih tetap pada keadaan mabok.
Beberapa saat berlalu, kelihatan Dayu bawa lengannya dan bawa salah satunya tali penahan penutup dadanya dibahunya selanjutnya perlahan-lahan dianya turunkan dari pundaknya. Alan ucapkan suatu hal yang membuat lagi tawa istriku pecah. Kemuadian dianya menggenggam tangan Dayu dan hebatnya masuk ke air antara ke-2 pahanya. Brengsek, umpatku dalam hati. Apa Alan sudah membuat istriku sentuh tangkai penisnya?
Dayu memekik kaget sebelumnya lantas dianya lagi ketawa. Dianya masih tetap biarkan tangannya ada dalam air, lantas mulai kelihatan dianya gerakkan tangannya. Kembali Alan ucapkan suatu hal dan Dayu ketawa kembali, lantas dianya angkat tangannya dari di air dan turunkan tali penahan penutup dadanya yang satu kembali dari pundaknya. Dianya melihat sepintas kearahku, dan saya termenung tidak berani bergerak. Saya tentu sudah membuatnya percaya jika saya masih tetap tertidur pulas karena selanjutnya dianya melihat lagi pada Alan.
Penutup dadanya saat ini cuma tergantung ditahan cuma oleh daging bundar payudaranya saja. Alan saat ini melihatinya tanpa sungkan-sungkan kembali dan mengobrol dengan penuh semangat. Saya tidak tahu apakah yang tengah dianya katakan, tetapi melihat istriku yang kelihatan lakukan tiap apapun itu yang Alan pinta, itu tentu sebuah gabungan prima dari sebuah komedi dan rayuan. Sekian hari selanjutnya lagi tangan Dayu masuk ke air. Ini hari dianya kelihatan meredam napas. Apapun itu yang dianya pegang dalam air itu, itu membuatnya kelihatan. Alan ketawa dan membisikkan suatu hal yang membuat tawa Dayu lebih pecah dengan kerasnya.
Kembali Dayu bawa tangannya dari di air selanjutnya meremas ke-2 lengannya rapat-rapat. Belahan daging payudaranya terangkut sedikit, cukup untuk membuat penutup dadanya sedikit turun , membuat putingnya saat ini terpampang di depan mata Alan. Putingnya yang mengembang kelihatan benar-benar keras dan muncul menarik dari bundar kenyalnya payudaranya yang cantik.
Melihat faktor itu membuatku benar-benar kaget sekalian merasa api birahiku membara luar biasa, tangkai penisku langsung tebangun dan ereksi penuh. Saya tidak dapat percayakan jika istriku sudah menunjukkan dianya di depan seorang pria seperti itu, dan saya tidak dapat yakin jika diriku sendiri merasa terangsang karena melihat peristiwa itu. Apa yang keliru dengan diriku?
Alan benar-benar nikmati waktunya mengawasi keelokan payudara Dayu untuk bebeapa waktu, selanjutnya dianya membungkuk merapat ke Dayu dan membisikkan suatu hal di telinganya. Dayu ketawa genit dan kembali tangannya bergerak masuk ke dalam air. Ke-2 nya diam tidak berbicara untuk sekian hari dan tangan Dayu bergerak turun naik dalam air. Kelihatan riil jika Dayu tengah mengocak tangkai penis Alan. Beberapa menit selanjutnya Dayu melihat ke arahku dengan ragu. Saya percaya jika dianya melihatku bergerak, karena itu dianya akan segera hentikan apapun itu yang sedang dianya kerjakan itu, tetapi saya masih tetap diam tidak bergerak. Saya merasa berapa besar rasa cemburu dalam dadaku, karena itu sebesar itu juga kemauanku untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sehabis pastikan jika saya masih tetap tetap tertidur, Dayu turun dari pinggiran kolam lantas masuk ke air. Saat ini dianya berdiri bertemu dengan Alan, penutup dadanya melekat diperutnya. Ke-2 tangannya kembali masuk ke air lantas ke-2 nya terlihat sedikit menggelinjang untuk sekian hari. Saya cuma mampu menerka apa yang sedang mereka kerjakan sampai celana renang Alan mendadak saja muncul dari di air selain badannya. Dayu sudah melepasnya!
Ke-2 nya ketawa bersamaan, lantas kembali Dayu masukkan tangannya ke air. Napas Alan mulai kelihatan berat dan sorot matanya terdiam pada payudara cantik punya istriku. Dayu cuma ketawa genit atas pandangan mata Alan pada payudaranya itu dan seringkali terlihat dianya sedikit menggoyahkan dadanya untuk memberbagi sedikit tontonan pada Alan.
Dayu mulai gerakkan tangannya turun naik secara cepat dan semakin bertambah cepat, sedangkan itu Atatapan mata Alan tidak sebelumnya sempat terlepas dari payudara istriku. Mendadak Alan pejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit bibir bawahnya. Dayu melihat ke bawah dan melihat air seolah terhipnotis saat Alan mulai menggeliat. Sehabis sekian hari dianya stop menggeliat dan membuaka matanya kembali. Lantas Alan membisikkan suatu hal kepadanya yang membuat Dayu menjerit dengan suara genit geram dan menggerakkan Alan menjauh. Alan ketawa dan memegang celana renangnya, dan Dayu memakai penutup dadanya kembali.
Bacaan Seks Ngentot Beach Resor Bersama Rekanan Kerja
Saya sudah tidak percaya kembali apa yang mampu membuatku kaget kembali, melihat istriku memasturbasi pria lain dimuka mataku atau mungkin realita jika tidak ada seorangpun yang memerhatikannya. Melihat sekitar, kulihat demikian cukup banyak orang yang sama-sama mencumbu, dan saya rasa mereka berdua merasa benar-benar percaya jika tidak ada seorangpun yang memerhatikan apa yang mereka kerjakan. Saya menanyakan jika diriku masih tetap seorang pria polos dan kolot kembali saat ini, apakah benar demikian? Benakku menjawab, masih, tapi tangkai penisku yang ereksi menjelaskan tidak.
Sehabis 1/2 jam selanjutnya, Kristin berdiri, masih tetap bertelanjang dada memkabarhukan jika waktunya untuk pergi ke pantai sudah datang. Perusahaan sudah sewa sejumlah van untuk membawa semuanya orang disitu dan tidak membolehkan memakai mobil sendiri.
Saya berpura-pura baru bangkit dari tidurku saat Dayu jalan dekatiku. Dianya masih tetap cukup mabok, jika tidak ingin disebutkan mabok dan kuputuskan untuk melihat apa dianya akan mengutarakan semua. “Ada yang terjadi kembali saat saya tertidur?”
“Tidak demikian cukup banyak, sayang,” jawabannya.
“Ada yang mengambil lepas penutup dada?” desakku.
“Mengapa?” bertanya istipsu dengan suara memikat. “Apa kalian ingin dengar berkenaan itu?”
“Mungkin,” jawabku, walaupun dengan panduan penyampaiannya itu membuatku kedengar benar-benar ingin dengarnya.
“Well, tidak lagi ada yang mengambil lepas penutup dada, tetapi Alan masih tetap ingin melihat payudaraku dan dianya terus merajuk. Hingga aku pikir dianya sudah melihatnya, saya memberikannya sedikit bonus kembali.”
“Oh,” jawabku.
“Jadi kuturunkan sedikit penutup dadaku dan biarkan dianya melihatnya. Tetapi cuma itu saja. Tidak ada apa-apa kan sayang? Kalian tidak geram padaku karena sudah memberikan payudaraku sesaat pada teman priaku?” jawabannya dengan suara merajuk.
“Saya rasa begitu…” jawabku datar. Saya sedang memikirkan dianya memasturbasi Alan.
Kami mengepaki handuk kami dan selanjutnya jalan meng ikuti lainnya ke arah tempat parkir. Kami masuk ke van yang semuanya orang didalamnya tidak kukenal lantas mulai kami pergi ke arah pantai. Jalanan yang dilalui benar-benar buruk dan membuat van yang kami naiki terlonjak-lonjak, tapi saya tidak demikian merasainya karena saya sedang konsentrasi pada usaha untuk ingat apa yang kulihat pada Dayu dan Alan barusan.
Saat datang di pantai, kuperhatikan jika perusahaan sudah mengeset sebuah erena untuk permainan bola voli komplet dengan net-nya dan selekasnya saja Kristin dan Nana sudah memiliki inisiatif untuk memuali sebuah laga. Kuputuskan untuk rebah di atas pasir saja dan melihat, berusaha untuk mengatur hati dan melegakan himpitan dalam dada, dan Dayu segera gabung di dalam permainan. Ke-2 tim terdiri dari barisan wanita dan pria. Sebenarnya laga itu menyenangkan agar dilihat karena beberapa pemainnya kenyataannya cukup mengusai dan karena beberapa wanita kelihatan demikian menarik saat melonjak dalam bebatan bikini kurang mereka. Bersamaan jalannya laga, situasi semakin bertambah panas, kata-kata jorokdan olokan penuh sendau canda terus bersahutan.
Saat ini tiba waktunya untuk istriku untuk serve. “Bersiap gaes, ini hari kalian ak bisa mengemblikan!” teriaknya.
“Kamu ingin taruhan untuk penutup dadamu?” teriak Eddie membalasnya.
Langsung kedengar bising rendah suara menyongsong dari beberapa penontonnya. Dayu termenung sekian hari, mimik mukanya mengfotokan gestur yang seksi selanjutnya belas menyahut, “Jika kalian tidak dapat mengembalikan, kalian wajib melepaskan celanamu!”
“Ok, tetapi itu tidak akan terjadi sayang!” balas Eddie.
Dayu memberi respon dengan melemparkan bola ditangannya tinggi-tinggi dan mengirim sebuah serve yang kuat. Saya tidak percaya berapakah cukup banyak rekanan kerjanya yang mengetahui, jika dianya saat kuliah dahulu termasuk keinginan dalam tim bola voli. Bola itu ke arah benar-benar sesuai yang dianya harapkan, landing dengan tajam antara dua pemain yang terpayah.
Beberapa wanita bersorak menyambutnya dan beberapa pria kelihatan menepuk kepalnya sekalian mengeluh kecewa. Eddie bersiul dan menghadap ke Dayu, selanjutnya mencekram celananya selanjutnya menurunkannya. Tangkai penisnya tidak sepanjang punya Dave tapi lebih besar. Betul-betul cukup besar untuk ajak siulan dan pekikan dari beberapa wanita. Dayu melihatnya dengan senyuman birahi terfoto pada mukanya. Belum diamenatap bang penisku dengan gestur seperti itu sebelumnya.
Dayu siap-siap untuk serve selanjutnya dan berteriak pada orang pria yang tidak kukenal, “Hey, Don! Ingin taruhan yang juga sama?”
Doni melihat ke Eddie, lantas berpindah ke dada istriku dan selanjutnya menjawab, “Sudah pasti!”
Dayu memberbagi sebuah serve penuh tenaga kembali, tapi ini hari beberapa pria sudah lebih siap menyambutnya. Salah seorang pria melonjak menyongsong hadirnya bola, bola itu melayang-layang cukup tinggi untuk Dave untuk menyambutnya dengan smes yang keras. Beberapa wanita kelihatan kaget dengan gempuran itu, dan demikian bola landing mulus di atas pasir, beberapa pria berteriak menyambutnya, “Lepas! Lepas!”
Dayu tutup mukanya dengan ke-2 telapak tanganna, dianya ketawa malu, lantas tangannya bergerak kebelakang badannya untuk melepas penutup dadanya. Dianya meredamnya didada untuk beberapa saatdan selanjutnya melepaskan kain penutup dada itu ke samping. Payudara bundar cantiknya yang dihias putting merah muncul terpajang terang tanpa penghambat kembali. Beberapa pria mulai bersiut dan berteriak menyambutnya, dan Dayu terlihat memeras mukanya dan ketawa.
Dayu mainkan tersisa laga secara bertelanjang dada, membuat semuanya orang mendapat sebuah tontonan cantik. Setiap dianya berlari alias melonjak untuk kembalikan bola, payudaranya akan membal dengan seksi. Kuperhatikan semua selangkangan beberapa pria kelihatan mencolok karena ereksinya melihat semua pergerakan istriku, khususunya Eddie.
Selang beberapa saat games itu kelar dengan kemenangan pada pihak tim istriku. Dayu dianya jalan mengambil penutup dadanya, tetapi tidak memakainya lagi. Lantas dianya jalan mendekati Eddie, yang barusan ambil celananya. Kuamati dianya cukup melebarkan punggungnya ke belakang, membuat payudaranya lebih mencolok ke depan. Mereka mulai mengobrolkan suatu hal, dan kuperhatikan pandangan istriku lebih seringkali tertuju pada tangkai penis besarnya Eddie dan mata Eddie seolah pun tidak ingin terlepas dari dada istriku.
Eddie ucapkan suatu hal, lantas mendorongkan tangkai penisnya mengarah istriku. Dayu ketawa genit dan menggelengkan kepalanya, tetapi pandangannya tidak berpindah dari tangkai penis itu. Eddie masih tetap pada tempatnya, tidak bergerak dan sehabis sejumlah lama tangan istriku meraih di depan dan memegang tangkai penis punya Eddie. Dianya memegangnya sesaat, selanjutnya dianya sedikit menggoyangkannya dan dianya ketawa berbahagia.
Eddie ketawa, selanjutnya tangannya terjulur ke depan dan luar biasa tahapan depan dari kain penutup selangkangan yang dipakai Dayu. Dianya membungkuk ke depan untuk melihat vagina istriku, dan Dayu menjerit malu tapi tidak berusaha menghentikannya.
Mendadak saja Eddie menyentakkannya turun sampai ke pergelangan kaki istriku. Dayu menjerit, membuat semuanya orang melihat ke arahnya dan melihat vaginanya yang dihias rambut tercukur rapi terpampang penuh. Badan cantik istriku sudah telanjang sepenuhnya saat ini, dan gestur malunya terus membuatnya kelihatan benar-benar elok.
Secara cepat Dayu meningkatkan penutup badan bawahnya dengan disertai teriakan beberapa pria, tapi dianya tidak memakai lagi penutup dadanya. Matahari sudah beranjak ke peraduannya saat ini, lantas Kristin minta semuanya orang untuk kembali lagi ke resor, semua disuruh untuk bergabung lagi di hot tub jam 10 kelak.
Kami mulai beres-beres dan jalan ke arah mobil, kami jalan dengan rileks dan saat kami datang ke arah tempat parkir, yang masih ada cuma sebuah mini-van kecil dan orang yang masih tetap ada sejumlah 8 orang. Iseriku ialah salah satu wanita dikelompuk ini dan pria yang kukenal dalam group ini hanya Gary dan Dave. Garry naik ke bangku sopir dan memerintah kami semua agar selekasnya masuk ke mobil.
Barusaja saya akan memerintah istriku agar duduk di atas bangku belakang, tapi Dave yang ada dikursi depan menjelaskan, “Hey, Dayu, duduk di sini saja, kupangku! Agar semua cukup.”
Dayu benar-benar tidak melihatku untuk minta kesepakatan. “Oke,” dianya ketawa manja, “Tetapi jangan beberapa macam!” Selanjutnya dianya naik ke pangkuan Dave, dengan masih tetap cuma memakai penutup badan bawahnya saja. Beberapa pria yang lain secara cepat sama-sama berebutan naikke bangku tengah, membuatku mau tak mau duduk jauh ada di belakang.
Semuanya orang terkecuali saya dan Gary sudah pada keadaan cukup mabok. Saya duduk ada di belakang, selain seorang pria yang kondisinya sudah mabok berat, dan berbicara berkenaan sepak bola dengan suara yang keras. Semuanya orang terlihat asyik dengan topik yang diangkat pria ini, hingga ada 4 orang pria yang mabok sama-sama teriak keduanya dalam mini-van ini.
Saya tidak demikian ingin turut masuk ke perbincangan mereka, karena saya ingin fokus memantau istriku yang ada di depan. Saya tidak ingin Dave ambil kesempatan dlam keadaan ini. Faktor pandangnku benar-benar tidak kurang memberikan keuntungan dan saya wajib membungkuk di depan untuk bisa melihat apa yang terjadi dikursi depan.
Sebelumnya kusaksikan istriku terlihat bertumpu ke badan Dave ada berada di belakangnya, yang berusaha memasangkan sabuk pengaman ke badan mereka berdua. Itu membuatnya wajib raih ke depan dan tangannya sentuh payudara Dayu penyebabnya. Dave melakukan semakin lama dari yang seharusnya, tetapi Dayu cuma biarkan saja.
Kami mulai masuk jalanan yang buruk, membuat mini-van ini melompat-lompat dan yang ada didalamnya terbuncang. Ditengah-tengah guncangan yang terjadi itu kuamati tangan Dave yang sebelumnya ada di dada Dayu berubah ke pahanya. Ke-2 nya asyik mengobrol dan tertawa-tawa, tetapi karena kehadiranku ada di belakang dan ditambahkan juga suar bising beberapa pria mabok ini yang menjelaskan sepak bola dengan sura yang keras membuatku bisa dengar apa yang sedang dibcarakan Dayu dengan Dave.
Satu diantara pria mabok ini melihat padaku dan menanyakan berkenaan tim sepak boal favoritku. Saya berusaha untuk tetapa konsentrasi pada peristiwa di atas bangku depan, tetapi saya tidak mau luar biasa perhatian beberapa pria mabok ini. Hingga kujawab pertanyaaan pria itu dan mulai masuk ke perbicangan berkenaan sepak bola ini. Jalanan yang kami lewati semakin bertambah terus kronis, dan saya wajib kerja keras jaga posisiku agar masih tetap konstan dan pada pembicaraan itu.
Saat pada akhirnya saya dapat melihat ke depan kembali, keperhatikan Dayu dan Dave sudah tidak memakai sabuk pengaman kembali. Tidak ada yang terlihat aneh. Tangan Dave masih tetap ada dipinggang istriku, walaupun saat ini sikap duduk Dayu cukup lebih naik di pangkuan Dave dan terbuncang turun naik. Aku pikir guncangan itu karena karena kurang bagusnya keadaan jalan, tapi saat mobil stop dilampu merah, kuperhatikan badan Dayu masih tetap bergerak turun naik. Saya tidak dapat melihat gestur ke-2 nya dan mendadak saja sebuah prasangka buruk menangkap otakku, mungkin saat ini Dave sedang menidurinya. Kecurigaanku terus besar saat kuamati mereka berdua benar-benar diam tidak sama-sama berbicara.
Disisa perjalanan saya membungkuk di depan dan mengawasi badan istriku terayun turun naik, menerka-nerka berkenaan kemungkinan kemungkin yang terjadi dikursi depan. Sehabis lebih kurang dua puluh menitan, mobil membelok arah dan sudah terlihat resor di muka.
Saya yang paling terkini keluar dalam mobil dan saya segera susul Dayu yang sudah jalan dimuka bersama Dave dan Gary. Saat pada akhirnya saya sukses mengejarnya, kuperhatikan jika mukanya terlihat memeras dan dianya sedikit berkeringat.
“Hey,” kataku, saat semua pria sudah jalan menjauh dimuka. “Apa yang terjadi dikursi depan barusan?”
“Apa? Apa yang sudah kalian saksikan?” tanyanya, kedengar kaget tapi juga semangat.
“Saya tidak dapat melihat, tetapi kuperhatikan jika Dave kelihatan benar-benar nikmati kondisinya,” jawabku coba berkelit.
“Jangan geram, sayang, kami cuma bergurau saja,” dianya mulai mengulas. “Dave terus mengeluhkan berkenaan celananya yang sesak, hingga saya memerintahnya untuk menurunkannya sedikit jika dianya ingin. Sebenarnya saya hanya bergurau dan berniat memikatnya saja. Saya tidak berniat agar dianya betul-betul melakukan, tetapi dianya benar-benar melakukan. Seandainya saja kalian melihat betapa tangkai penisnya benar-benar besar sekali ” jelasnya dengan suara perlahan tapi punuh nafsu.
“Sayang, tangkai penisnya itu benar-benar besar. Saya menggeseknya dengan bokongku sekian hari. Lantas dianya sejenisnya luar biasa penutup badan bawahku kesamping dan kepala penisnya menyelusup masuk ke bibir vaginaku demikian saja. Saya rasa itu tidak menyengaja. Dan kalian tahu keadaan jalannya yang kronis kan? Badanku hingga terangkut turun naik dan itu membuat tangkai penisnya terus masuk semakin bertambah dalam, sampai akhirnya… kalian mungkin tidak yakin sayang, tangkai penisnya hingga masuk semua! Tetapi baru sesaat saja saya rasakan vaginaku berisi penuh, mobilnya menghajar gundukan yang lebih besar dan tangkai penisnya hingga tercabut keluar demikian saja, lantas kubetulkan kembali penutup badan bawahku dan kelar, hanya itu.”
Gestur mukanya hingga bernafsu dan menghiba ketika yang bersama. “Tidak ada apa-apa kan sayang? Bukan masalah besar kan? Ini betul-betul kecelakaan dan apalagi dianya tidak sampai keluar.”
Saya benar-benar tidak mampu berbicara. Istriku sudah terang-terangan dengan jelas jika dianya barusan meniduri seorang pria. Tetapi apa yang dapat kulakukan? Saya mustahil membuat kerusuhan besar di resor ini, di depan semuanya orang.
“Yah… jika dianya tidak sampai keluar, kurasa itu tidak maslah,” pada akhirnya jawabku lirih.
“Kamu benar-benar suami yang makna sayang!” teriaknya berbahagia sekalian merengkuhku. “Mari, kami mencari suatu hal untuk makan malam!”